Share

[2] 32 - Situasi istimewa

“Apa sekolah ini memiliki klub tenis?”

“Ah, benar. Kamu adalah petenis yang lumayan terkenal.”

Mw. Jansen-Willems kembali memicingkan matanya dan napasku jadi tercekat.

“Walau tidak se-profesional binaan Red Dawn, setidaknya merupakan salah satu yang terbaik di Amsterdam.”

Walau tujuanku bukanlah untuk bergabung dengan klub tenis sekolah ini karena ada perusahaan agensi yang membinaku dari belakang.

Aku tak membantah maupun menjelaskan bahwa aku hanya ingin meminjam lapangan tenis saja untuk berlatih ketika aku tiba-tiba punya impuls hendak bermain.

Setelah musim sebelumnya aku berhasil masuk ke papan peringkat delapan puluh besar—lebih tepatnya, turun dari lima puluh besar ke delapan puluh besar.

Aku mulai kehilangan minat bermain tenis.

Yah, seperti halnya aku tak minat menari tapi aku masih bermain arkade danz base saat kebosanan. K

apan sih aku bisa bertahan lama berpegang dengan satu hal.

Karena agen yang menyeretku masuk ke tim tenis junior tahu aku tak bisa dipaksa l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status