Share

69. Jodoh untuk Aldo

Kali ini ganti Arvin yang menyemburkan tawa lepas. Saking puasnya, sebelah tangan Arvin sampai harus membebaskan kacamatanya singkat karena kedua netranya telah mengembun akibat gelakan kerasnya. Sementara lengan Arvin yang lain masih fokus memutar setir mobil. Aldo sontak menoleh dan melempar tatapan tajam untuk sebuah peringatan.

“Aku bilang konsentrasi ke jalan saja, Vin,” tekan Aldo tanpa basa-basi.

Arvin langsung menyusutkan tawa, lantas menutup mulut dengan ekspresi sungkan. “Ah, maaf, Pak,” ujarnya sambil cengengesan. “Habisnya Pak Aldo juga lucu.”

“Tidak ada kelucuan di dalam perjodohan.” Aldo mendesah berat. Sekarang ia memilih membuang muka ke jendela yang menampilkan kesibukan pusat kota pagi itu.

Arvin segera memasang kacamatanya kembali. Pandangannya tak aman jika dibiarkan tanpa terhalang lensa pembantu. Ia pun akhirnya mengangguk setuju dengan jakun yang naik-turun gelisah.

“Iya, Pak, saya setuju. Kita bukan di zaman Siti Nurbaya yang memerlukan acara perjodohan dari or
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status