Share

73. Kulkas Dua Pintu

Mengguntur dari langit, Marsella membelalak lebar usai mendengar ucapan Guna di seberang teleponnya. Dahinya berkerut jelas, setengah tak percaya dan kesal atas jawaban Guna yang terlontar secara gampang.

“Apa?! Kamu serius minta putus?” pekiknya geram.

"Ya, kita putus aja. Aku muak kalau kamu rewel terus!”

Marsella sama sekali tidak terima. Ia lekas membuka mulutnya untuk protes ketika sambungan teleponnya diputus oleh Guna tanpa rasa bersalah.

“A-apa! Sialan! Bisa-bisanya kamu ngomong gitu!” Marsella menghempaskan tangannya.

Dengan muka amat kesal, ia segera menghentakkan kaki dan segera pergi dari rumah itu. Perasaannya masih campur aduk. Dadanya dongkol, mula-mula di atas motor ojek yang ia pesan, ia menangis tersedu-sedu.

Marsella benci keputusan Guna yang telah berkata demikian. Apa Guna tidak ingat bahwa pria itu baru saja memohon untuk mendapatkan maaf darinya?

Marsella dongkol, kebanyakan pria memang tidak tahu diri. Bagaimana tidak, mereka berusaha mati-matian untuk mendapat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status