Share

Bab 11: Mimpi Dalam Gua

Arif dan Luki duduk berjaga-jaga di depan gua yang lembab, menikmati teh hangat di sore hari yang dingin. Hujan badai semalam telah mengguyur mereka tanpa ampun saat mereka mendaki Gunung Senja. Kini, Maya, sahabat kecil mereka yang pemberani, terbaring tak berdaya di sudut gua, suhu tubuhnya panas karena demam dan pingsan akibat terjatuh.

Arif memandang Maya dengan penuh kekhawatiran. Dia menyeka keringat di dahi Maya dan mengganti kompres di keningnya dengan kain baru yang sudah direndam air dingin. "Luki, aku tak bisa tenang melihatnya seperti ini. Dia terlihat sangat lemah," katanya, suaranya penuh kekhawatiran.

Luki, yang duduk tidak jauh dari sana, mengangguk. "Jangan khawatir, Arif. Kita semua di sini untuk memastikan Maya baik-baik saja. Dia selalu kuat," jawabnya sambil mengaduk teh dalam cangkirnya.

"Tapi kita harus tetap waspada," balas Arif. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di sini."

Luki meletakkan cangkirnya dan menatap Arif dengan serius. "Aku mengerti. Kita harus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status