Share

Bab 7 Diblokir

"Ngapain berdiri di sini? Kalian nggak berlatih dan malah berkumpul di sini?" Ketua orkestra yang berbicara.

Semua orang pergi satu per satu.

"Adela, Lucy, kalian berdua ikut denganku."

Di kantor.

"Sekarang opini publik yang negatif begitu tinggi dan berdampak besar pada reputasi orkestra." Ketua orkestra berkata sambil menunjuk ke meja dengan lima jari, "Adela, bagaimana kalau kamu istirahat dulu saja dan nggak perlu ikut dalam pertunjukan lusa. Aku akan meminta Lucy untuk menggantikan posisimu!"

Dari maksud ini, jelas dia ingin mengorbankan satu demi hal yang penting.

"Tapi aku sudah mempersiapkannya selama sebulan ...." Adela masih berusaha untuk memperjuangkan posisinya.

"Sudah kubilang, kamu harus istirahat!" Si ketua berkata dengan lantang dan suaranya terhadap Adela sangat kasar.

Awalnya dia sudah pasti akan dipromosikan ke posisi kepala pianis tahun ini, tetapi dalam kasus ini, dia tidak hanya akan kalah dari Lucy, tetapi promosinya juga akan menjadi sulit untuk dijangkau.

Adela bekerja keras begitu lama, tetapi sekarang dia ditangguhkan tanpa batas waktu.

Satu jam sudah berlalu saat keluar lagi.

Adela berjalan lurus melalui koridor ruang latihan dengan langkah cepat dan cahaya serta bayangan yang datang dari jendela di sebelahnya tegak lurus di tubuhnya. Dia merasa seolah baru saja berjalan melewati hutan hujan tropis dan sekarang seluruh tubuhnya begitu lelah seolah baru diselamatkan dari laut.

Lucy jelas sangat senang atas kemalangannya dan wajahnya terlihat sombong saat melihat Adela lagi.

Adela tidak terima. Dia benar-benar tidak terima.

Menjadi ketua orkestra bukan hanya impian Adela, tetapi juga janji yang dia buat kepada ibunya.

Setelah tenang, Adela tidak mau duduk diam tanpa melakukan sesuatu.

Adela ingin mengetahui siapa yang memposting postingan forum dan foto-foto intim itu terlebih dahulu.

Hanya Adela yang menunjukkan wajahnya dalam foto tersebut, tetapi orang lain yang terlibat tidak terlihat dengan begitu indah. Apa-apaan ini?

Adela mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan WhatsApp kepada Arson.

"Sibuk nggak?"

Akan tetapi, tanda seru yang dilingkari merah muncul di sebelah dua kata tersebut, diikuti dengan paragraf pendek: Pesan telah terkirim, tetapi ditolak oleh pihak lain.

Pria itu memblokirnya!?

Adela tertegun untuk waktu yang lama.

Dia mengira keduanya putus secara damai, jadi tidak perlu sampai memblokir nomor pihak lain.

Akan tetapi, Arson begitu kejam dan langsung memblokirnya tanpa memberinya kesempatan untuk mengirimkan permintaan pertemanan lagi.

Jadi, apakah ini karena Nona Nissy?

Adela merasa sedih.

Entah apakah itu karena Adela tahu dia diblokir oleh Arson atau karena dia disembunyikan. Bisa juga karena kata-kata tidak menyenangkan di internet yang membuat ketabahan hancur dalam sekejap.

Air mata mulai mengalir dan Adela menundukkan kepalanya untuk menangis beberapa saat dengan putus asa.

Dia baru berdiri setelah cukup lama.

Akan tetapi, keesokan harinya, foto-foto yang tersebar di internet tersebut menghilang dalam semalam secara ajaib.

Kehebohan internet yang dialaminya kemarin seolah hanya mimpi belaka.

Informasi menarik seperti ini akan dibicarakan begitu muncul, tetapi gosip baru akan segera menutupi gosip lama.

Tidak peduli siapa yang menghapus foto itu, akhirnya masalah ini pun berakhir tanpa bisa dijelaskan. Adela merasa sulit untuk memercayainya, tetapi juga menghela napas lega.

Sore harinya, Adela menerima telepon dari ketua orkestra. Sikap ketua orkestra juga berubah total 180 derajat dan menunjukkan citra seorang tetua yang mantap dan anggun kembali. Dia berkata dengan tulus, "Adela, istirahatlah dengan baik dan kembalilah bekerja kapan saja."

Adela kembali ke orkestra dan sikap semua orang terhadapnya tetap sama. Akan tetapi, setelah pengalaman ini, dia juga mengerti semua orang di orkestra jauh dari harmonis seperti yang terlihat dan mereka hanya menunjukkannya melalui penampilan luar.

Yenni tidak banyak bicara setelah melihat Adela kembali dan hanya menuangkan segelas air hangat untuknya. Adela mendongak dan tersenyum. Begitu mengambil gelas, dia melihat Lucy berdiri di depan pintu sambil menatapnya dengan marah.

Setelah saling menatap, Lucy mendengus sambil memutar pinggangnya dan berjalan pergi.

...

Latihan berlangsung hingga larut malam. Setelah meninggalkan orkestra, Adela pergi ke tempat parkir di lantai bawah untuk mengambil mobilnya.

Saat mengeluarkan kunci dari tasnya, Adela melihat bayangan hitam tinggi tiba-tiba muncul di depannya.

Orang itu mencengkeram lehernya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status