Share

84. Pertarungan Di Malam Hari

Marahlah Kebo Bledeg mendengar ejekan itu. Masih memanggul Larasati di bahu kirinya dia hantamkan satu pukulan ke kepala Danurwenda.

Murid Eyang Resi Sokandriya rundukkan kepala sedikit sambil melintangkan lengan kiri menangkis.

Dua lengan beradu keras. Terkejutlah tokoh dari Istana itu. Lengannya seperti mengemplang tiang besi.

Menyadari kalau si pemuda memiliki kepandaian tinggi, Kebo Bledeg cepat turunkan tubuh Larasati dan menggolekkan gadis ini di langkan rumah bambu.

Lalu secepat kilat dia menyerbu Danurwenda. Kedua telapak tangannya terkembang.

Serangan-serangannya kali ini bukan berupa jotosan, tetapi seperti orang menampar dan setiap tamparan yang dilepaskannya mengeluarkan suara dahsyat seperti geledek atau petir menyambar.

Membuat semua orang tergetar hatinya dan sakit telinganya. Tidak percuma dia mendapat nama Bledeg yang berarti geledek itu.

Danurwenda sendiri kaget bukan main. Dia baru menghadapi lawan yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status