Share

Part 84

"Kau sudah memilih jalan hidup mu sendiri. Kau yang sudah memilih menelantarkan Ayah. Jadi, terima sendiri akibatnya."

"Bicaralah pada Paman Harun, Kak. Ijinkan aku tinggal di sana juga," dia semakin terobsesi.

"Kau sudah gila. Bahkan Ibu masih punya harga diri dan tak berani lagi bertemu Ayah."

"Biarkan saja Ibu di sana, kalau dia ingin. Bukankah aku ini anak kandung Ayah. Ayah tak mungkin tega mengabaikanku begitu saja. Bicaralah pada Paman Harun, Kak."

"Dasar kau tidak tahu diri. Pergi kau dari sini. Jangan pernah kau datang lagi!" aku semakin tersulut emosi.

"Kau memang serakah. Semua-semua ingin kau miliki seorang diri. Tidak bisakah kau berbagi sedikit saja denganku? Semua orang membelamu. Apa yang kau katakan tentang aku, hingga semua orang berpaling dariku. Aku ini juga adikmu," teriaknya. Dia mulai histeris dan menangis.

Sungguh pun aku belum dapat mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Dara yang tadinya begitu bersemangat saat tinggal di rumah Tante Retno, mendadak jengah d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status