Share

26. Vila Yang Sama

Kuhempaskan diriku, menjauh sebisa mungkin dari Zen. Kini, Aku berada di sisi jendela, letak yang berjauhan dengan Zen. Hanya saja, sejauh apapun ketika kami di mobil berada dalam jajaran jok yang sama, maka tetaplah dekat.

Aku memalingkan wajah, melihat ke arah jendela. Naluri perempuan jika disebut bau maka akan sangat terluka dan merasa terhina.

"Pindah lagi lah, sono ke depan!" titahku tanpa menoleh ke arahnya.

"Bau... bau cinta... hahahahahaha... " tawa Zen meledak seketika, seolah meledek sikapku yang mudah terbawa emosi.

"Idihhh, gak jelas."

Aku memutar bola mata, jengah dengan sikapnya, namun merasa bersemu merah di kedua pipiku. Tuhan, makhluk apa yang kau kirimkan padaku ini? Kadang Ia begitu lembut, kadang menjadi raja tega dan kadang juga menjadi sosok tengil seperti badboy di masa-masa SMA sepertiku.

Aku terkekeh sendiri, teringat dengan segala ke-absurd-an yang Ia tampilkan di hadapanku.

"Ciee...
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status