Share

Bab 16

"Nggak papa, Bik. Memang aku yang ceroboh. Aku takut kalau Riris kenapa-kenapa jadi panik dan tak memikirkan tentang apa yang akhirnya membuat aku ceroboh." Aku tersenyum, Bik Uti pun terlihat sedikit lega, mungkin dia takut kalau aku sampai memecat atau mengusir anaknya dari sini.

"Mari, Non. Saya antar keatas?" Bik Uti bergegas mengulurkan tangan.

"Nggak usah, Bik. Saya bisa sendiri." Kutolak bantuanya secara halus. Bik Uti hanya mengangguk.

"Bu... Aku mau menyiram bunga bareng Om yusuf ya?" Riris berkata hingga aku menghentikan langkah seketika.

Kutatap wajah Riris yang terlihat antusias. Tak tega rasanya jika aku menolak permintaannya. Pasti dia sangat kecewa. Namun untuk mengijinkannya dengan laki-laki asing yang baru di kenal itu juga bukan keputusan terbaik. Bukankah disini kita belum tau siapa kawan dan siapa lawan?

Kupandang juga sosok laki-laki yang tengah berdiri tak jauh, dia tersenyum meyakinkan. Apakah aku harus curiga juga pada setiap orang?

"Ya sudah tapi jangan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status