Share

AKU BERSAMAMU

"Dikta!" Tante Delima masih terus memanggil anak lelakinya seiring terdengar deru mobil Dikta yang mulai keluar garasi.

Laki-laki itu buru-buru turun dari mobil lalu menghampiriku dan Ryan yang masih memesan taksi. Wajahnya merah padam menahan amarah. Tak peduli dengan teriakan mamanya yang makin membuatku sakit kepala.

"Kembali ke rumah, Dikta. Aku bisa pulang sama Ryan," ucapku berusaha tetap tenang agar Dikta tak sekacau itu.

"Nggak, Lana. Aku harus mengantarmu pulang. Aku yang jemput, jadi aku pula yang antar," kekeuhnya.

Aku menghela napas lagi dan lagi menghadapi keras kepalanya. Jika dia bersikeras mengantarku pulang, mamanya pasti akan semakin membenciku karena merasa dikesampingkan. Namun, aku juga tak bisa menyalahkan Dikta sepenuhnya sebab ini memang bagian dari tanggungjawabnya.

"Mbak Lana benar, Mas. Sebaiknya Mas Dikta masuk dan menyelesaikan masalah ini dengan keluarga Mas Dikta. Kalau seperti ini semua akan semakin runyam." Ryan kembali menengahi.

"Baguslah kalau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status