Share

PESAN MENGEJUTKAN

Perlahan menyusuri jalan menuju pemakaman, sementara Ryan berada di belakang dan mengikuti setiap langkahku. Dia pun tak banyak protes, cukup tahu apa yang kini membelenggu hati dan pikiranku. Ryan sudah cukup dewasa. Dia paham kapan saatnya bicara dan kapan saatnya memberiku waktu untuk mengeja segala rasa.

Dengan gesit, Ryan mencabuti rumput-rumput kecil yang tumbuh di makam ibu. Mengumpulkan dedaunan yang jatuh di atasnya lalu jongkok di sebelahku. Kami sama-sama terdiam dalam kekhusyukan doa. Berharap ibu dan bapak tenang di sisiNya dan diampuni segala dosa-dosanya.

Kupejamkan mata perlahan sembari menceritakan kejadian hari ini dalam diam. Aku ingin mengungkapkan apa yang kurasakan tanpa harus menggunakan kata-kata. Entah sudah berapa menit mataku masih saja terpejam, hingga akhirnya kurasakan pelukan di lenganku. Kubuka kedua mata. Adik lelakiku itu tersenyum meski dengan mata yang basah.

"Ibu dan bapak memang sudah tiada, Mbak, tapi Mbak Lana tak perlu risau sebab masih ada
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status