Share

DIKIRA PENJUAL NASI KUNING

Aku kembali menyikut Ike yang keceplosan bicara. Namun, yang kusikut justru tak menghentikan ceritanya.

"Apa kamu nggak puas selalu bully dia saat sekolah dulu, Ri? Mentang-mentang anak orang kaya, nggak seharusnya kamu semena-mena. Sekalipun Lana nggak pernah balas kamu loh. Padahal jika dia mau, dia bisa saja kasih balasan telak. Empat tahun tak ikut reuni, kamu pikir--

"Ke, sudahlah, please." Aku merajuk agar Ike menghentikan ceritanya yang kupastikan akan kemana-mana.

"Lana mungkin akan diam saja dan tak peduli dengan semua cacian dan sikapmu yang selalu meremehkannya. Sayangnya aku sebagai sahabat nggak bisa secuek itu. Asal kamu tahu ya, Ri. Tiap bulan gajiannya bisa buat beli motor baru!" Cerita Ike dengan menggebu, sukses membuat banyak mulut ternganga dengan mata membola.

Tak hanya mantan teman-teman sekolahku yang kaget, tapi juga Pak Anwar. Mantan wali kelas dan guru terbaik yang kukenal.

"Benar, Lan? Kamu kerja apa?" tanya Pak Anwar antusias. Beliau sepertinya benar-be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status