Share

PANTI ASUHAN

"Kalau aku bilang rumah itu memang rumahku, kamu tentu nggak percaya kan, Ri? Kalau aku bilang sebenarnya tak jualan nasi kuning, hanya sekadar berbagi pada sesama, tentu kamu juga nggak akan percaya kan? Lantas buat apa aku menjelaskan jika memang tak ada yang percaya. Lagipula aku tak butuh pengakuan kalian jika aku bukanlah produk gagal. Aku cukup bangga dengan diriku sendiri dan apa yang kumiliki. Jadi, tak perlu terus meremehkan atau menyudutkanku karena semua itu tak akan terlalu berpengaruh untuk jalan hidupku. Aku sudah punya planing sendiri dan aku yakin bisa menggapai mimpi-mimpi itu, satu persatu." Hanya Ike dan Dikta yang memberi tepuk tangan untukku. Tak apa, aku pun tak butuh tepuk tangan ataupun pujian dari mereka.

Pak Anwar yang tadi mendadak izin keluar karena ada panggilan telepon, kini kembali ke aula di saat wajah-wajah mantan muridnya menegang dan tak baik-baik saja.

"Kali ini aku setuju dengan Riana, Dik. Sorry." Yang lain pun ikut menyahut dengan sikap yang sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status