Share

KADO

Kuhela napas panjang setelah membaca pesan Riana yang masuk ke aplikasi hijauku itu. Dari dulu dia memang tak pernah mau kalah dalam hal apapun, apalagi tentang Dikta.

"Nggak usah dilihatin, Lan. Dia semakin besar kepala kalau kamu kasih panggung. Cuekin aja, kalau perlu anggap dia nggak ada." Ike ikut kesal melihat tatapan perempuan itu dari meja yang berbeda.

Semua mendadak hening saat seorang laki-laki memasuki aula. Teriakan histeris pun terdengar saat laki-laki paruh baya itu menyunggingkan senyumnya. Beliau adalah wali kelas kami saat duduk di kelas tiga.

Pak Anwar. Guru yang sabar, ramah dan super baik karena sering sekali menolongku. Beliau tak segan membayarkan buku-bukuku saat tahu aku belum bayar buku pelajaran.

Pak Anwar juga beberapa kali datang ke rumah untuk sekadar bersilaturahmi. Beliau adalah satu-satunya guru yang paling dekat denganku saat itu.

Entah mengapa, melihatnya datang ke sini membuatku berkaca. Terakhir bertemu dengannya tiga tahun lalu saat ibu tiad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status