Share

Mencuri Hati

Firdaus duduk di sebelah Ali, lelaki berkepala plontos itu yang gantian menyetir mobil. Firdaus sendiri tiap sebentar menyunggingkan senyum, lalu istighfar lagi, lalu senyum lagi persis seperti orang yang kehilangan sedikit akalnya. Ali sampai ikut tersenyum sendiri dibuatnya.

“Kelihatannya, dia sanggup mencuri hatimu yang beberapa bulan ini terkurung rapat di ruang rahasia,” ucap Ali. Namun, Firdaus tak mempedulikan saudara angkatnya itu. Ia masih memikirkan perkataan Gu barusan, tentang istirahat, makan teratur dan jangan terlalu banyak pikiran. Ah, seperti perlakuan istri yang penuh perhatian pada suaminya. Padahal memang demikianlah tugas dokter. Entah karena hati Firdaus saja yang sudah lama merindukan perhatian lawan jenis.

“Teruslah tersenyum sendiri seperti itu, aku suka melihatnya,” lanjut Ali lagi. Jika Firdaus memikirkan Gu lain dengannya, ia memikirkan gadis kecil yang tadi ia ajak bermain selama setengah jam.

“Iya, kenapa tadi?” tanya Firdaus, ia seperti mendengar Ali
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status