Share

Hilang Kabar

Aku beringsut, berdiri, lalu melangkah mundur. Hati ini begitu sakit mendengar pengakuan Mas Danu meskipun dalam igauan. Aku seperti adik tidak tahu diri yang membiarkan kakaknya terluka tanpa memberikan obat. Namun, bagaimana cara untuk menyembuhkan lara Mas Danu pun aku tidak tahu.

Mulut laki-laki yang masih terpejam itu terus bergumam dengan gerak kepala seperti orang gelisah. Namun, aku bingung harus berbuat apa. Aku juga seperti ikut merasakan sakit yang Mas Danu alami.

"Nak, kenapa?"

Aku terkesiap saat Ibu bertanya seraya menepuk bahuku. Aku menggeleng kasar sambil menahan air yang hampir tumpah dari pelupuk mata. Dada ini pun kembang-kempis menahan sesak yang tiba-tiba datang.

Ibu tanpa bertanya lagi, langsung memelukku. Mungkin beliau paham dengan apa yang kurasakan. Aku pun tergugu dalam hangatnya dekapan Ibu tanpa peduli jika dikatakan cengeng. Inilah rasaku yang sebenarnya ingin tumpah setiap melihat Mas Danu.

Laki-laki berstatus kakak untukku itu memang setiap hari sel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status