Share

Kontraksi Palsu

Aku buru-buru mengambil pakaian dari lemari, lalu segera masuk kamar mandi untuk menghindar dari terkaman harimau lapar. Hari ini tidak akan kusia-siakan untuk bahagia, meskipun aku tahu jika esok tumpukan pekerjaan sudah menantinya lagi.

"Sayang!" panggil Mas Arsya. Suaranya membuatku bergidik.

Selesai berganti pakaian, aku keluar dari kamar mandi dan mendapati Mas Arsya sudah rapi dengan kaus berkerah warna abu-abu tua dipadu celana jeans hitam. Aku hampir tidak mengenalinya. Sering kali, laki-laki berwajah tegas itu lebih memilih memakai celana bahan dan kemeja.

"Ganteng, nggak?" tanyanya sambil memegangi kerah bajunya. Sedikit menyombongkan diri.

"Ganteng ...." Aku mengangguk-angguk sembari menahan senyum.

"Terima kasih," ucapnya, lalu tangan kanannya berkacak pinggang.

Kusambar ponsel di nakas dan tas selempang yang menggantung di dinding. Dompet selalu setia di dalam tas mini dengan tali itu. Kemudian, aku langsung menggamit lengannya.

"Jagoan Ayah jangan nakal, ya. Papa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status