Share

Tamu tak Diundang

Mendekati hari perkiraan lahir, aku sedikit gugup. Sekarang, kandunganku sudah masuk bulan sembilan dan tinggal menghitung hari waktu jagoan kecil kami lahir. Mas Arsya sangat antusias menunggu saat itu. Dia bahkan banyak mengurangi kesibukan.

Jam kerja Mas Arsya di kantor dibuat hanya pagi sampai siang. Saat jam makan siang, dia akan pulang dan melanjutkan perkerjaan di rumah. Kemudian, untuk waktu sore, dia gunakan untuk menemaniku berjalan-jalan di sekitaran rumah. Sesuai anjuran dokter, aku harus banyak berolahraga ringan untuk membantu induksi secara alami. Selanjutnya, Mas Arsya terus siaga di dekatku.

"Sayang belum ngerasain mules, ya?" tanyanya saat kami sedang jalan-jalan sore di sekitar kompleks rumah.

"Belum, Mas. Kan, perkiraan masih dua mingguan lagi," jawabku sambil menoleh ke samping.

"Udah nggak sabar, Sayang. Pengen buruan dipanggil papa lagi." Mas Arsya berucap sambil megulas senyum.

"Kok, papa? Aku maunya, kita dipanggil ayah sama bunda," jawabku tidak terima.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status