Share

Terpaksa Pergi

PoV Arsya

Setelah terlelap sekitar dua jam siang ini, tubuhku pun sudah cukup bugar. Kemudian, melihat Manda dan Afkar tidur dengan nyenyak, seluruh lelahku pun menguap. Dua kesayanganku itu sudah melengkapi hidup yang sebelumnya penuh drama. Meskipun tidak dipungkiri kalau masih ada masalah yang belum terselesaikan, paling tidak aku punya tambahan penyemangat.

Masih ada Ibu yang duduk sambil memandangi cucu pertamanya. Beliau pasti tidak kalah bahagianya seperti aku. Entah yang lain ke mana. Setahuku, tadi Papa Farhan dan Mama pamit pulang. Sementara keberadaan Danu, Kaniya, dan Ayah Husni, aku tidak tahu-menahu.

"Nak Arsya sudah bangun. Makan siang dulu, Nak," ucap Ibu.

"Manda sudah makan, Bu?" Aku balik bertanya.

"Sudah, makanya dia bisa tidur sekarang." Ibu memberikan satu kotak makanan untukku.

"Terima kasih, Bu." Kuterima pemberian Ibu, lalu beranjak ke kamar mandi untuk mencuci muka dan tangan.

Saat baru membuka kotak makanan, ponselku berbunyi. Ada telepon dari Edo. Mung
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status