Share

Terong Balado

Aku sangat kesal karena pagi ini, Mas Arsya susah sekali dibangunkan. Sejak tidur lagi selepas salat Subuh, dia seperti beruang yang sedang hibernasi. Padahal, sebelumnya dia tidak pernah seperti itu. Sedikit aneh memang. Entah tidur jam berapa dia semalam. Yang kutahu, Mas Arsya masih berkutat dengan laptop di sampingku saat jam di dinding sudah menunjuk pukul sepuluh malam.

"Mas, bangun, dong! Anterin aku beli sayur!" seruku sambil mengguncang lengannya.

"Masih ngantuk, Sayang. Sebentar lagi, ya." Setelah berucap, dia menutupkan bantal ke telinga. Menyebalkan, bukan?

Aku pun memilih pergi sendiri dan meninggalkan pesan di aplikasi Whatsapp. Namun, semoga saja dia belum bangun sampai aku kembali. Lagi pula, aku hanya pergi sebentar ke warung penjual sayur di luar kompleks karena satu bahan yang aku cari stoknya kosong di kulkas. Ya, terpaksa aku pergi sendiri karena Bi Narti belum pulang dari pengajian Ahad pagi. Sementara Mbak Resti, masih sibuk mengurus Afkar. Untuk menyuruh sat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status