Share

Bukan Hidup Jika Tidak Berat

Sabrina mematung ketika bertemu pandang dengan seseorang yang memanggilnya di parkiran warung bakso. Orang itu tersenyum lebar kemudian berjalan lenggak-lenggok untuk menghampiri Sabrina.

“Temanmu, Sab?” tanya Venny.

“Mantan tetanggaku, Mbak.” Sabrina menjawab tanpa menoleh, tanpa berkedip.

Aroma wangi yang memusingkan langsung memenuhi indra penciuman begitu Miskah tiba di hadapan Sabrina. Wanita yang rambutnya bergelombang itu melepas kacamata lalu menyematkannya di atas kepala.

“Halo, Mbak Janda. Lama enggak ketemu,” sapa Miskah dengan nada mengejek. Dia berdadah-dadah sambil menggerakkan jemari. Seolah-olah ingin menunjukkan kepada lawan bicara bahwa ada sebuah cincin berhias permata rubi di jari manisnya.

“Kirain hidupmu udah enak setelah belagak sombong menolak lamaran orang. Ternyata masih gini-gini aja.”

Miskah tertawa melengking. Sabrina menutup telinganya dengan telunjuk. Venny langsung merasa tidak nyaman mendengar ucapan Miskah. Dia tidak bisa berdiam diri melihat temannya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status