Share

BAB 23_SETETES KEBERANIAN

"Tumben Mbak datang posyandu?" senyum petugas kesehatan itu padaku.

"Iya, Bu. Tolong saya dibantu," jawabku sekenanya.

Sejak kejadian itu, aku menantang diriku sendiri menghadapi dunia yang kejam ini. Kupasang telinga batu dan kutanamkan hati besi. Setiap hinaan dan cercaan orang padaku kutelan mentah-mentah.

Batu bisa terkikis dan besi bisa berkarat hingga membuatnya rapuh. Begitupun juga denganku. Aku menangis sepuasnya lalu mengusap kembali air mataku. Aku dan anakku harus tetap hidup agar bisa menyaksikan kehancuran ayahnya sendiri.

"Gak ada malunya ya, bawa perut besarnya ke tempat ramai gini," ucap salah satu ibu di sana.

"Kalau urat malu sudah putus, ya begitu sih, Bu," sambut temannya.

Aku hanya diam menunggu namaku dipanggil. Lalu ketika aku harus beranjak pergi, aku mendekati dua wanita tadi. Mereka kikuk.

"Hati-hati. Jangan sampai nanti bayi dalam perut kalian bernasib sama denganku," ucapku lalu berlalu. Wajah mereka pias tak menjawabku satu katapun. Entah apa selan
Rora Aurora

šŸŒ¹šŸŒ¹šŸŒ¹Semangat ... Bantu GEM dong kakšŸ˜„

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rora Aurora
hay kak. terimakasih banyak sudah hadir...
goodnovel comment avatar
Hadi Asroro
update lebih dari sekali boleh kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status