Share

Bone Masuk Salon

Bab 32

Tio tertawa penuh minat memergoki kecanggungan yang tercipta antara aku dan Abigail.

"Bon, sangat gak masuk akal bisa tahu nama cewek dari seekor kucing. Masa iya, kucing bisa bicara?" Tio terkekeh memegang perutnya.

Aku semakin salah tingkah karena tatapan Abigal terkunci padaku. Seolah ia menuntut jawaban yang masuk akal dariku.

"Ah maaf, Nona. Tadinya aku cuma menebak-nebak, tapi ternyata benar," ucapku berdalih.

"Abang yakin cuma menebak?" Bola mata itu berpijar serius.

Aku mengangguk, tak berani menatap matanya.

Saat Abigail hendak bertanya lagi, tiba-tiba angkot berhenti tepat di depan halte. Bunyi ban berdecit membuyarkan obrolan kami.

Tanpa pamit, Abigail cepat-cepat memasuki angkot. Kulihat ia duduk di dekat pintu.

Sementara Tio menyempatkan memelukku erat.

Tio berpesan agar aku ke Jakarta suatu saat nanti. Pria campuran Tionghoa itu juga berucap pelan, "Bon, kau harus merubah penampilan. Kucel begini tentu gak selaras dengan Abigail."

Aku menelan ludah. Kubiar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status