Share

Santet Sakit Jiwa

Bab 34

Lastri mengajakku berbincang di area lantai dua yang adalah area pribadinya. Tidak ada manusia lain di situ selain kami berdua.

"Siapa yang hendak kau buat jadi gila, Lastri?"

Aku merebahkan bokong di kursi berbahan rotan. Sementara Lastri membawakan secangkir kopi untukku lengkap dengan beberapa camilan.

"Jangan sampai kalian masih ada pertalian keluarga!" sambungku lagi.

Lastri duduk di hadapanku setelah mempersilakan aku minum. "Namanya Shinta. Sama sekali tak ada hubungan keluarga denganku."

"Tapi kau harus sadar, Lastri. Menyantet orang jadi gila, itu lebih kejam dari membunuh," ungkapku.

"Aku punya alasan!" ketusnya.

"Apa?"

Lastri membuang tatapannya ke jendela berkaca lebar yang mempertontonkan pemandangan jalanan di luar ruko.

"Shinta terlalu sombong. Bukan sekali dia mempermalukanku di khayalak ramai. Dan herannya, aku tak mampu membalas. Mulutku seperti digembok."

"Kau sakit hati?" Aku bertanya pelan.

"Ya!" Lastri beralih menatapku. Lekat.

Aku manggut-manggut t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status