Share

Ilmu Kuyang

Bab 50

Hari yang cerah ….

Aku baru saja pulang dari berburu di hutan. Senapan laras panjang menggantung di punggung, sementara lima ekor burung belibis kutenteng di tangan kanan.

Terdengar gelak tawa saat tiba di rumah. Ternyata Bapak dan Mang Asep sedang asyiknya bercengkrama di balai-balai.

Dukun tua itu amat senang dijenguk sahabatnya. Aku pun tersenyum mendengar obrolan ringan mereka. Obrolan masa muda seputar wanita-wanita yang pernah mereka pacari.

"Hei, Bone." Panggil Mang Asep. Di sebelahnya Bapak masih menyengir lebar. Sepertinya ia sudah benar-benar sehat.

"Banyak bener burung yang kau tembak," puji Mang Asep kala aku menyambangi mereka.

"Halahh si Bone mah gitu. Uda punya burung masih aja doyan tembak burung," canda Bapakku, jauh dari kesan wibawa.

Mang Asep tertawa sakit perut. Ia sangat berminat pada setiap kata yang lolos dari mulut Bapakku.

"Dari tadi hape-mu bunyi terus, Bone. Kau cek dulu, jangan sampai pacarmu yang nelpon," goda Mang Asep.

Aku segera ke kamar dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status