Share

Melompat Bersama

“Jika aku memberitahumu keberadaannya, maukah kau membantuku membuat kesaksian?”

Secara samar Adhira yakin sebenci-bencinya dia dengan anak itu, darah yang mengalir tetaplah miliknya. Jiwa yang dia berikan tetap merupakan karunia baru baginya.

Nila menggelengkan kepalanya. “Aku tidak bisa. Aku sudah berjanji.”

Adhira tahu membujuk keledai untuk bernyanyi adalah sesuatu yang mustahil. Tapi dia tahu hasrat terpencil yang ditanam Nila itu. Jadi dia menggunakan sedikit pancingan untuk menjerat keledai ungu ini.

“Kau tahu sebenarnya kau adalah korban dari kasus ini. Semua terjadi karena kau tunduk pada Lodra. Saat kau melawan, Lodra tak memiliki apa pun untuk menekanmu.”

Sembirat kemerahan lagi-lagi terlukis dari bola matanya. Garis kehitaman masih melingkari mata berkelopak ganda itu.

Adhira melihat Nila sekarang sudah menitikkan air mata. Dia tak bisa membayangkan bagaimana reaksi putri yang selalu dirundung

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status