Share

Satu Malam Dua Nyawa

“Adhira?”

Tatapan tajam dari pemuda berdagu tirus itu memanggilnya sangsi, “Kamu kenapa memakai baju pelayan?”

Adhira melepas topi panjangnya tadi dan bergegas menghadap ke arah Lodra. Dia berusaha tidak terlihat tengah menguping pembicaraan para ketua aliansi tadi. “Aku… hmmm, aku disuruh Kuswan buat menggantikannya.”

“Menggantikan?” Lodra mengerutkan dahinya, “Oh, pantas saja Kuswan bisa masuk ke dalam atrium. Terus, kamu dibayar berapa sampai mau melakukan ini?”

“Sst… jangan kasih tahu kalau aku ada di sini.”

“Oh, oke.” Lodra mengedipkan matanya. Dia berjalan memasuki selasar dapur setelah mencomot tiga biji kacang rebus.

Acara belum selesai sampai tengah malam. Jam besar di dalam atrium bahkan sudah berdentang dua belas kali dan para tamu masih sibuk membahas kas perusahaan mereka yang beberapa bulan ini agak kacau.

Kekhusyukan mereka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status