Share

Bab 22 Debat

“Jangan bicara sembarangan mbak. tentu saja Mbak Rahmi itu Ibunya Karina. Kenapa kamu malah bicara melantur.” Bukan Rahmi yang bicara. Melainkan Rumi. Aneh sekali karena raut wajah Rumi tampak sangat ketakutan. Kenapa dia tidak bisa sedikit berakting saat berani membawa Rahmi ke rumah ini?

“Bisa jadikan. Karena mana ada Ibu kandung yang tega menyiksa anaknya sendiri sampai seperti itu.” Ucapku yang membuat Rumi terdiam. Aku bisa melihat tangan Rumi yang terus menyenggol paha Rahmi.

“Nada benar Rum. Kami tidak bisa menyerahkan Karina begitu saja pada Ibu kandungnya karena Karina sudah mengalami penganiayaan. Bahkan Karina sama sekali tidak mau menyebut nama Ibunya sendiri karena takut.” Kata Mas Adi membelaku.

“Apa bukti kalian jika saya melakukan penganiayaan pada Karina? Saya akui jika selama ini saya hanya diam saja selama suami saya memukul Karina. Tapi, saya terpaksa diam karena jika saya bergerak, suami saya akan semakin keras memukul anak kami. Setelah Karina kabur saya baru sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status