Share

Bab 41. Mimpi Buruk Hazel

Aura kemarahan begitu menonjol di wajah Sergio. Pria tampan itu melajukan mobil dengan kecepatan penuh membelah kota Bern. Salju turun cukup lebat, hingga membuat jalanan tertutup oleh balok es. Keheningan membentang dari dalam mobil. Baik Sergio ataupun Hazel masih belum bersuara sama sekali.

Hazel ingin sekali bersuara, tapi sayangnya wajah dingin Sergio membuatnya terpaksa mengurungkan niatnya. Dari mata saja, dia sudah bisa melihat jelas betapa Sergio sangatlah marah. Itu yang membuatnya memilih untuk bicara di kala tiba di rumah saja.

Mobil Sergio telah memasuki gedung apartemen di mana unit penthouse Sergio berada. Pria itu lebih dulu turun dari mobil, disusul dengan Hazel yang juga turun dari mobil. Hal yang Hazel lakukan adalah menyusul Sergio—yang sudah lebih dulu berjalan menuju ke kamar.

“Sergio, tunggu.” Hazel menahan lengan Sergio.

Langkah kaki Sergio terhenti, menatap Hazel dengan sorot mata tegas. “Aku sedang tidak ingin bertengkar, kau istirahatlah.” Pria itu kembali i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status