Share

Chapter 45

"Suruh Redita ke OK, saya mau dia ikut asistensi," guman Adnan tegas pada salah satu koas itu.

"Baik, Dokter!" gadis itu tersenyum dan mengangguk, kemudian melangkah pergi dari ruangan Adnan.

Adnan tersenyum geli, ia suka melihat gadisnya, eh salah, wanitanya itu tremor dan pucat pasi di OK, pokoknya selama dia masih di Stase bedah, ia harus dapat ilmu sebanyak-banyaknya di OK. Lagipula Adnan merasa begitu nyaman dengan kehadiran Redita di dalam ruang operasi.

Adnan hendak bangkit ketika kemudian sosok itu sudah muncul di ruangannya.

"Eh kan saya suruh ke OK, kenapa malah kemari, Sayangku?" Adnan tersenyum penuh arti, sementara Redita mencebik dengan tatapan kesal.

"Mas ... aku nggak mau masuk OK lagi ah!" protesnya sambil memanyunkan bibirnya.

"Lho kamu masih tiga Minggu di bagian bedah, mau ngapain kalau nggak masuk OK, Sayang?" Adnan melangkah mendekati sosok itu lalu meraihnya dalam pelukannya, mendekap sosok yang tengah mencebik kesal i

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status