Share

Memperlebar Sayap

“Mulai lagi, baru juga aku pulang. Tapi kamu sudah mau ngajak berantem. Emak pun belum meninggalkan Pulau Sumatera ini tapi kamu sudah membawa-bawa namanya untuk menutupi kelakuanmu,” ujar Mas Agus dengan setengah terpejam. Aku yakin dia ingin marah padaku, tapi tubuhnya seperti tidak mau diajak kompromi, harus segera diistirahatkan. Dia bahkan sudah terlelap sebelum mendengar balasanku.

“Jika kamu tidak percaya, ya sudah. Tapi memang itu kenyataannya. Uangnya nggak ada sama aku, kalau Mas tetap mau silakan minta sama emakmu.”

Aku seperti berbicara sendiri ketika mata Mas Agus sudah tertutup sepenuhnya.

“Habis ngapain sih dia? Sampai kecapean banget gitu?” gumamku heran melihat Mas Agus cepat sekali tertidur.

Hari itu aku terlepas dari kemarahan Mas Agus. Dia bahkan tidak lagi mengungkit masalah jatah belanja tambahan itu.

***

Semenjak kecil aku tidak pernah berjuang. Boleh dikatakan begitu, karena aku terbiasa menerima dari orang tuaku yang sudah berada. Apa pun yang aku inginkan sud
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status