Share

Tua Semakin Menjadi

“Astaga! Memang dasar nenek-nenek mata duitan. Semua mau diembatnya,” umpat Mbak Jum kesal.

Aku pun tak kalah kesal mendengarnya. Tak puaskah dengan uang pemberian Mas Agus yang diambilnya?

“Buruan pulang, Mbak Sel. Selamat kan peralatan tapertupermu,” desak Mbak Jum tak sabar.

“Mau aku bantuin memarahi nenek peot itu, nggak?” sambungnya menawarkan diri.

“Nggak usah, Mbak Jum. Aku nggak mau menambah masalahku dengan mereka. Ini aja aku belum bertegur sapa dengan emak,” ujarku mencegah Mbak Jum untuk ikut campur. Aku merasa masih sanggup menghadapi mereka.

Rafni berdiri dengan napas terengah di depanku. Dia sepertinya menghabiskan seluruh tenaganya untuk sampai ke sini. Pantas aku tidak melihatnya wara wiri di dekat warung Mbak Jum bersama Ayuni. Ternyata dia kembali ke rumah untuk mengintip neneknya. Padahal tadi dia ikut serta denganku ke warung Mbak Jum.

“Ya udah, kalau gitu aku pulang dulu, Mbak,” ucapku pamit yang langsung dibalas anggukan oleh Mbak Jum.

“Sebaiknya kamu tetap di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status