Share

23. Awal Kedatangan Lastri

Sore hari, tepatnya pukul empat. Bram dan Inamah mendatangi rumahku. Mereka berpamitan. Katanya akan pergi ke suatu tempat. Mungkin liburan, atau honeymoon ke dua. Kusindir menantuku itu. Tepat di hadapan suaminya.

"Honeymoon terus. Tapi nggak hamil-hamil. Buat apa?" ketusku.

"Bu, sudahlah." Bram membela.

"Sudah apanya? Kamu ini cari istri nggak bener. Buat apa coba hanimun hanimun segala! Bisanya ngabisin duit suami mulu!" cecarku.

Inamah mengangkat wajah. Aku tahu ia terluka. Biarkan saja! Yang penting aku puas.

Sebagai pelampiasan atas kekesalanku pada keluarganya.

"Sudah, Dek. Jangan dihiraukan."

Bram berdiri. Ia menatapku penuh kecewa. Sejak menikah ia terus saja membela Inamah. Sudah jarang sekali menemuiku. Jika bukan karena ada maunya.

"Inamah pamit dulu, Bu."

Aku melengos. Malas bicara dengannya. Ia dan Bram lantas berjalan menuju pintu. Meninggalkan rumahku.

Tak lama mereka berlalu. Pintu rumah terdengar diketuk dari l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status