Share

32. Aku Hamil

Mas jangan seperti anak kecil. Inamah hanya bercanda."

Inamah mendekat. Dipeluknya punggung sang suami dari belakang.

"Jangan pernah diulangi lagi, Dek. Mas nggak suka."

Membalik posisi. Kini keduanya saling berhadapan. Bram menatap lembut. Menyisir pandangan ke seluruh permukaan wajah Inamah. Alis yang rapih. Dua mata dengan bulu-bulu yang lentik di sekelilingnya. Bibir tipis lagi menggemaskan. Cantik sekali.

Dikecupnya kening sang istri. Lalu melesakkan kepalanya ke dalam dekapan. Begini sudah cukup menenangkan. Hati Bram tenang.

"Jangan pernah berpikir seperti itu, Dek. Mas nggak akan menikah lagi. Sekali pun kamu benar-benar mandul. Mas hanya ingin kita bisa bersama-sama. Selamanya."

Membisik pelan. Kalimat yang Bram ucapkan mampu mengobati kegundahan hati Inamah selama ini. Pikirannya sudah terlalu jauh. Terbayang kalau benar ia mandul dan benar-benar tak bisa memiliki keturunan.

<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status