Share

39. Kritis

"Ta-tadi, Ha-Hasan kritis, Mas."

Lastri terbata berbicara. Disekanya kedua mata yang berair. Bekas menangis beberapa waktu yang lalu.

Hampir dini hari dan Bram baru tiba di rumah sakit. Menerobos gelapnya langit karena rembulan yang tertutup awan. Dikemudikannya mobil dengan cepat. Ingin segera sampai dan tahu keadaan Hasan yang sebenarnya.

Hati Bram benar-benar terbungkus kerisauan yang teramat sangat.

Desau angin malam yang dingin, menemani sepanjang perjalanannya tadi. Hati Bram kalut, pikirannya bimbang. Wajah Hasan menari-nari di pelupuk matanya. Ia kepikiran.

Tak peduli dengan Inamah yang kebingungan sendiri saat melihat tingkah Bram yang terburu-buru. Pria itu hanya fokus pada Hasan. Ya, hanya pada Hasan.

***

Bram memijit keningnya dengan jari tangan kanan. Pening mendera. Tadi, begitu ia tiba. Dengan tergopoh-gopoh dan setengah berlari ia memasuki ruangan Hasan. Kelimpungan seperti orang yang hilang akal.

Sebegitu takutnya ia. Mengingat sakit demam berdarah bukanlah satu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status