Share

47. Meminjam Ponsel

[Besok jam sembilan kita ketemuan. Mbak harus tahu semuanya. Ini penting! Tolong, jangan abaikan pesan ini. Demi kebaikan Mbak dan semuanya. Aku tunggu di taman edukasi.]

Baris pesan itu membuatku semakin yakin. Ada yang tak beres memang antara suamiku dan mantan tetangga tak tahu diri itu.

Kecurigaanku tentang berbalas komen Mas Bram dan Mbak Lastri. Juga akun watsapp Mas Bram yang tak juga diblokirnya. Aku butuh jawaban dari itu semua.

"Ya, aku harus datang!"

Kusentuh lagi layar gawai. Mengetik balasan untuk pesan barusan.

"Dek, lagi liatin apa?"

Deg!

Kuangkat wajah menatap ke arah Mas Bram. Ia memandangiku dengan intens. Juga sorot mata yang setengah memicing.

Dia, dia terbangun?

Tapi, sejak kapan? Kenapa aku tak menyadarinya?

"A--anu, Mas. Ini lagi balasin pesanan customer," kilahku. Aku menelan saliva. Gugup mendera. Membuat tengkuk leherku seketika merinding. Jemariku kaku. Bahkan mematikan layar yang menyala saja aku tak sang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status