Share

55. Desakan Ibu

"Coba tengok ke belakang, itu makam Bapak kamu, bukan?" Inamah menunjuk. Aku hampir terkesiap karenanya. Dadaku bergemuruh. Ya Tuhan. Bagaimana?

Kugerakkan kepala, menoleh ke belakang. Tepat di sana, di belakangku yang berjarak hanya sejengkal saja, sebuah gundukan tanah bernisan putih. Benar, itu adalah makam almarhum Bapak. Apa yang harus kujawab pada Inamah? Haruskah aku jujur sekarang?

Tapi, aku sudah berjanji. Bahkan pada Ibuku. Rahasia Bapak dan istri keduanya. Inamah tak boleh tahu.

Kutoleh kembali wajah istriku itu. Sorot matanya seakan meminta penjelasan. Mendadak telapak tanganku dingin. Aku gugup.

"Bukan, Dek," jawabku mencoba bersikap biasa saja. Datar.

"Masa, sih? Tapi, kok namanya sama ya, Mas?" tanyanya masih memandangku. Lalu menatap lekat ke nisan di belakangku. Bolak-balik. Bergantian.

Ya Tuhan. Aku harus jawab apa?!

"Mmm--mungkin kebetulan aja, udah gih kalau mau ngedoa. Kasian Kia kepanasan," sergahku. Berharap ia tak memb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status