Share

54. Makam yang Bersebelahan

Gundukan tanah terbungkus rapat oleh rumput. Karena musim hujan, tampak subur sekali daun panjang berwarna hijau itu. Begitu duduk di sebelah pusara kedua orang tuaku. Rindu ini menyeruak hebat. Kepingan wajah Ibu dan Bapak menari di pelupuk mata. Senyum mereka, ke dua mata mereka. Seakan menatapku iba.

Nasibku menyedihkan sekali.

Kuusap perlahan nisan berwarna putih sedikit kusam, bergantian. Kelak, aku pun akan menyusul seperti ini. Lalu, apa yang akan kusombongkan jika semua berakhir?

Kuembus napas panjang. Aku datang ke sini tak lain untuk mengingatkan diri sendiri. Bahwa, pada masanya nanti, aku pun akan dikuburkan. Tertimbun dalam tanah. Bersama tertanam sempurna. Betapa manusia sangat terbatas sekali kemampuannya.

Sekuat hati kutahan air mata agar tak tumpah. Sesak sekali rasanya. Dada seakan terhimpit benda berat.

Rabbi ....

Al fatihah kubacakan. Doa untuk dilapangkan kubur kulangitkan. Betapa kini aku benar-benar merasa rindu pada mereka. P
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status