Share

57. Pengakuan

Dingin dan membeku. Tak ada kata yang terucap. Hanya kedua pandangan mata yang menyimpan sorot kesedihan.

Inamah terdiam. Duduk di bibir kursi. Ia tak lagi mampu untuk berdiri. Tubuhnya memberi kode bahwa ia telah tumbang. Begitu pun hatinya. Hancur berserakan.

"Dari sederet kisah masa lalumu itu. Kenapa bagian ini tak pernah kau ceritakan padaku, Mas? Kenapa kau menutupinya?"

"Aku ... aku, bahkan sudah kau tipu sejak kita belum menikah."

"Dan sekarang ...,"

Kalimat Inamah terhenti. Tenggorokannya tercekat. Ia lalu mengembus napas kasar. Beberapa menit terdiam, demi meredam gejolak amarah dalam hatinya.

Sepi. Tak ada sedikit pun suara yang keluar dari bibir tipisnya itu.

Sementara Bram, ia berdiri dengan lutut bergetar. Seolah tercabut tulang belulang dari dalam tubuhnya.

"Aku butuh waktu untuk mencerna ini semua, Mas. Aku butuh waktu," ujar Inamah. Sebelum akhirnya ia berlalu pergi. Kembali ke dalam kamar. Ditinggalkannya Bram sendiri.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status