Share

38. Pergi

"Minta maaf untuk apa, Mas?"

Bram nyaris terhenyak. Inamah membuka ke dua matanya. Rupanya terpejamnya tadi hanya pura-pura. Ya ampun! harus menjawab apa?

"Bukan apa-apa, Dek. Jangan salah paham." Bram berkelit. Jantungnya berdegub kencang. Takut ketahuan. Ia tak ingin membahas Lastri. Belum saatnya. Ya, belum saatnya.

Inamah menatap dalam. Menilai kejujuran dengan menyelami kedua mata suaminya yang bermanik hitam. Ada sedikit kecurigaan. Tapi, Inamah berusaha menepis. Penilaiannya semoga salah.

"Mas minta maaf atas sikap Ibu. Mas bingung."

Bram mencari alasan. Binggo! Jawaban itu masuk di akal dan hati Inamah.

"Semoga saat anak kita lahir. Sikap Ibu bisa berubah sama Inamah."

Menatap lembut. Jemari tangan Inamah mengusap pelan pipi Bram. Perempuan itu tak memiliki siapa pun. Hanya Bram yang ia punya di dunia ini. Tak perlu banyak kata untuk melukiskan betapa Inamah sangat mencint
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status