Share

Mata Yang Menghindar

Pagi harinya. Jihan membuka matanya, dan bibir langsung tersenyum saat melihat Darren yang masih terlelap di sisinya. Perlahan Jihan merebahkan kepalanya di atas dada Darren yang tak memakai baju.

"Otot perutnya," gumam Jihan.

Tangannya sedikit menyibak selimut, itu pun hanya untuk bisa melihat otot perut suaminya. Namun, entah dorongan dari mana. Jemari Jihan mulai menyentuh dan perlahan menjadi mengelus otot di sana. Hingga dapat ia rasakan Darren yang tiba-tiba menahan napas dan langsung menahan tangannya.

"Pagi-pagi sudah menguji kesabaran suami ya, Jihan," sindir Darren dengan suara serak.

Kepalanya terangkat dan bibir langsung tersenyum. "Kan cuma pegang doang Mas, tidak ada niatan buat menguji sama sekali kok."

Mata Darren menatapnya lekat. Kemudian menuntunnya untuk berada di pelukan suaminya, bahkan kaki Darren kini menindih pahanya. Tentu membuat Jihan memukul lengan Darren.

"Mas, kaki," keluhnya.

"Hm, ada dua, kenapa?"

Jihan berdecak karena mendengar ucapan suaminya. "Aku t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status