Share

Bab 19

Cukup lama Syakila terpaku memandang cincin di tangan Devan yang masih berlutut. Hingga akhirnya gadis itu tersentak, saat sebuah tepukan lembut mendarat di pundaknya.

Syakila menoleh. Terlihat Bu Sukoco memandang penuh harap di sana.

"Jawablah dari hatimu, Nak," ucap Bu Sukoco lembut.

Syakila kembali memandang cincin itu. Lalu beralih pada sang empunya yang masih setia menunggu jawaban darinya.

'Ya Tuhan ... Apakah ini nyata? Aku tidak sedang bermimpi bukan?' batinnya tak percaya.

"Syakila ... Will you marry me?" Devan kembali bertanya membuat Syakila semakin tak karuan.

Gadis itu belum mempunyai rasa apa-apa terhadap lelaki tampan di depannya itu. Namun, jika harus terang-terangan menolak rasanya tidak enak. Apalagi, tidak ada alasan untuk dirinya menolak pesona pengusaha sukses yang gagah dan tampan selain karena belum adanya rasa cinta.

Tapi, bukankah cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu?

Saat pikiran Syakila sedang berkecamuk, mendadak suasana menjadi ramai. Riuh tepuk ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status