Share

#75 Janji

“Hai,”

Cantika menoleh sekilas saat mendengar suara lembut seorang perempuan menghampirinya. Tetapi mengetahui siapa yang menyapa, dia kembali berkutat dengan ponselnya.

“Kamu yang pergi sama Ben waktu itu ‘kan?”

Seorang wanita berkulit putih yang berperawakan lebih mungil darinya berdiri di sampingnya. Tersenyum, menatap wajahnya tanpa ragu.

“Kamu ingat aku?” tanya wanita itu lagi.

Tanpa menatap wajah wanita itu, Cantika menjawab cuek, “Ya.”

“Kalau gitu kamu juga tau, aku calon istri Ben?” Viona menekankan kata ‘calon istri’ dalam kalimatnya.

Cantika mengetatkan genggaman pada ponselnya. “Iya.”

“Ohh ... hebat, ya? Berarti kamu nggak punya malu.” Berbanding terbalik dengan kata-kata sinisnya. Raut wajah wanita itu tampak manis, genangan suaranya ceria.

Ingin rasanya Cantika mencakar rubah licik itu, atau mungkin mencekiknya sekuat ia mencengkeram ponsel. Tetapi ia berusaha mengendalikan diri. Mengingat-ingat pelajarannya dengan Olin jika menghadapi wanita ular berkedok kupu-ku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status