Share

#78 Yang Tak Kembali

Delapan tahun lalu.

“Yang diberita itu papanya Kiara, ‘kan?”

“Jangan deket-deket, dia anak koruptur!”

Tahan.

“Hati-hati nanti uang kamu diambil sama dia. Katanya sifat itu turun temurun.”

Sabar.

“Enggak malu ya, masih masuk sekolah. Pasti barang-barang mahal yang dia pake hasil korupsi.”

Tahan.

Beragam hinaan dan kekerasan verbal terus diterima Cantika di sekolah. Tatapan tajam dan sinis tak ayal mengikuti ke manapun dia melangkah. Sekolah tidak lagi menjadi tempat yang tenang untuknya belajar. Bahkan guru-guru juga mulai mendiskriminasinya.

Sejak ayahnya di penjara sebulan yang lalu, rumah dan seluruh harta mereka disita. Cantika dan ibunya terpaksa harus pindah ke tempat yang jauh lebih sederhana.

Bagi seorang anak perempuan berusia tiga belas tahun, terlalu berat untuk menanggung segalanya. Mulai dari cemooh tetangga, perlakuan buruk teman-temannya, serta para keluarga angkat tangan menjauhi mereka. Tidak mau terlibat, begitu katanya. Ibunya yang semula tenang pun mulai ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status