Share

#85 Pukulan Batin

Ketika Miko pulang, Olin ada lagi di apartemennya. Namun dalam balutan suasana yang berbeda. Jika kemarin unitnya ramai, berisik, dan penuh hawa-hawa suka cita, hari ini sangat bertolak belakang. Dua sahabatnya melakukan aktivitas yang sama seperti kemarin, membuat jus, hanya atmosfir yang terlihat kini muram dan mendung. Tidak ada percakapan antara dua wanita itu.

Mata Miko sempat menangkap benda yang ada di ruang tamunya. Miniatur sebuah kafe modern seperti yang pernah dilihatnya di toko-toko buku besar atau toko peralatan hobi. Dia bisa menebak itu milik Cantika, mengingat satu-satunya yang masih kuliah di sini adalah perempuan itu.

“Lo datang lagi, Lin,” basa-basi Miko.

Tetapi Olin hanya bergumam, “He-em.”

“Enggak ke studio?”

“Tadi siang aja.”

Aneh.

Ini benar-benar aneh.

Dua orang yang biasanya kalau bertemu tidak permah berhenti berceloteh mendadak diam seribu bahasa. Cantika sibuk membuat asupan malamnya sambil mengunggah inst4story, sedang Olin sibuk dengan ponselnya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status