Share

#96 Terjatuh

Cantika menyeka pipi basahnya dan menoleh ketika mendengar suara klakson pelan di sebelahnya. Mobil yang dia kenal itu menurunkan kaca jendela. Tampak wajah laki-laki yang membuat perasaannya semakin berkecamuk.

“Kamu kenapa jalan di sini sendiri? Masuk, Can. Bahaya udah malam,” bujuk pria itu. Dari belakangnya, beberapa kendaraan mulai heboh menembakkan lampu dan membuyikan klakson berkali-kali karena dia menghalangi jalan raya yang sempit.

“Can, buruan.” Miko membesarkan suaranya agar terdengar. “Sebelum mobil aku ditabrak masal.”

Akhirnya Cantika menuruti sahabatnya, membuka pintu dan duduk di samping Miko.

Lagi-lagi, Miko mendapati wanita itu menangis. Bukan sekali dua kali, Cantika yang sebelumnya selalu ceria kini jadi pemurung. Auranya berubah kelabu, tidak lagi berwarna seperti sebelumnya.

“Kamu kok jalan sendirian, sih? Bukannya pesan taksi atau ojol. Bahaya, tau.”

“Dari mana, Mik? Kok lewat sini?”

“Tempat gym.”

“Kamu rajin olah raga, ya?”

“Enggak usah ngalihin. Kenap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status