Share

#98 Sebuah Nasihat

“Bennedict! My son!”

Ben berjalan mendekati pria paruh baya yang merentangkan kedua tangannya. Jeffrey Soren, sang ayah, memeluknya sekilas sebelum menepuk-nepuk bahu Ben, tersenyum lebar padanya. “You aren’t with Barry?”

“Nggak. Barry nggak ikut.”

“Ya ampun, dia masih sinis seperti biasa. Padahal Papa udah lama nggak ketemu dia.”

Ben tersenyum tipis menanggapi sang ayah sambil mengikuti langkah pria itu. Jeffrey membawanya melintasi ruang keluarga. Tampak seorang wanita—yang usianya hanya selisih beberapa tahun dari Bary—sedang duduk santai menonton televisi bersama seorang anak laki-laki.

Sebagai bentuk sopan santunnya, Ben mengangguk saat wanita itu menoleh. Dibalas senyum hangat oleh wanita yang berstatus ibu tirinya.

“I am glad you’re here. Kamu satu-satunya yang masih mau datang menemui Papa di rumah.” Pria itu masih tampak gagah pada usia pertengahan enam puluh. Hanya warna mata dan rambut yang diwariskannya pada Ben. Selebihnya, Ben mewarisi wajah ibunya.

“Mungkin anak-a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status