Share

#97 Isu Kepercayaan

“Ben ...,” desah Cantika pelan saat menerima kecupan bertubi-tubi di sepanjang tengkuk dan bahunya. Belum hilang tanda yang dibuat lelaki itu, muncul lagi tanda baru di beberapa bagian tubuhnya.

Percakapan tiga hari lalu seolah dianggap tak pernah ada. Seperti yang sudah-sudah, pertemuan mereka selalu diwarnai keintiman yang bergelora. Namun kali ini, ada yang salah. Ada yang terasa salah bagi Cantika sehingga ia terlalu terburu-buru.

“Jangan berenti,” tahan Cantika saat Ben hendak meraih plastik berbentuk persegi yang pipih di sebelah mereka.

“Tapi aku belum—”

“Enggak us ... sah.” Seraya merasakan sentuhan tangan Ben yang sibuk bergerilya di dadanya, Cantika menyela. “Nggak usah ... pakai itu.”

Seketika Ben berhenti. Menatap Cantika dengan satu alis terangkat. Sorotnya tajam dan tak menyenangkan. “Kamu ini kenapa, sih? Kemarin kamu bilang takut hamil, sekarang kamu malah kayak gini.”

Tangan Cantika bergetar menahan rasa takut. Dia sudah bertekad hari ini harus maju. Dia harus m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status