Share

51. Sangat Mahal

Zein dan Intan terkesiap. Kemudian Zein menoleh ke balik pohon.

"Eh, ada Mas Bian. Kirain gak ada orang," ucap Zein tanpa dosa. Hatinya senang karena secara tidak langsung telah menunjukkan kemesraan di depan Bian.

"Santai aja, Prof. Silakan dilanjut! Anggap aja gak ada orang," sahut Bian. Kemudian ia melirik ke arah Intan dan memalingkan wajahnya. Hatinya sangat panas dan bergejolak. Bahkan wajahnya merah padam.

"Oke kalau begitu. Kami permisi dulu," jawab Zein. Ia malah sengaja bersikap seolah tak merasa bersalah.

"Ayo, Sayang!" ucapnya. Kemudian Zein merangkul Intan.

"Iyah," sahut Intan, kikuk. Meski ia tidak memiliki perasaan pada Bian. Namun ia tak enak hati melihat Bian seperti itu. Seandainya ia tahu atas apa yang telah suaminya lakukan pada Bian pagi tadi, mungkin Intan akan lebih mengasihani pria berseragam loreng itu.

Mereka pun meninggalkan Bian begitu saja. Sementara Bian menatap kepergian mereka dengan tatapan nanar.

"Argh!" pekiknya sambil meninju pohon. "Aawww!" keluh B
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status