Share

Bab 21 # Belum Beracun

Pagi itu aku terbangun dengan kondisi yang lebih baik. Seno telah memindahkanku ke kamar tamu yang ada di lantai bawah. Aku tidak lagi kesulitan untuk pergi ke kamar dan suasana di lantai bawah juga cukup nyaman.

Perabot dan kasur di kamar ini terlihat normal, bahkan tampak mewah. Semua berhiaskan nuansa emas, sampai aku silau dengan pantulan sinar yang terkadang menusuk mata.

"Selamat pagi, Sayang," sapa Seno sambil tersenyum ke arahku.

"Pagi, Sayang."

Aku menyambut senyumnya dengan balasan serupa. Seno kemudian bangkit dari ranjang dan membantuku berdiri. Padahal, aku bisa berdiri sendiri karena punggung dan pinggangku tidak sakit lagi.

"Aku mandikan ya?"

"E—eh? Tidak usah," tolakku malu. Mengapa aku harus dimandikan oleh suamiku? Aku bisa mandi sendiri.

"Kau yakin?" Seno masih mendesakku. Kali ini, ia bahkan menanggalkan jubah tidur yang tadi kukenakan.

Pakaian dalam tanpa lengan pun mendadak tampak. Aku reflek menutupinya dengan kedua tangan.

"Ayolah, kita kan suami-istri,"
De Lilah

Suka cerita ini? Kirimkan Gem 💎 untuk mendukung penulis. Terima kasih telah membaca!

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status